Skip to main content

Dampak Buruk Kekenyangan

Ilustrasi kekenyangan (via inilah.com)

Luqman berkata, “Wahai anakku, jika perut terlalu kenyang maka pikiran tidak jalan, hikmah jadi bisu, dan anggota badan malas untuk beribadah.”

Pernah dengar istilah “Kalau kenyang malah bego” ? Kalau anda mengetahui istilah itu pasti anda setuju jika istilah itu sesuai dengan perkataan Lukman di atas.

Tidak semua yang kita anggap baik di dalam hidup bermakna baik juga di mata agama. Begitu juga urusan makan, makan sampai kenyang adalah sebuah kenikmatan tiada tara, tapi apa kita sadar kalau itu sebenarnya tidak baik? 
Baca Juga: Cara Tes Sahabatmu yang Katanya Setia
Makan yang berlebihan akan membuat badan malas sehingga akan menimbulkan banyak penyakit, sakit magh, kolestrol, gula, pencernaan dan penumpukan lemak pada tubuh karena kurang aktifitas.

Di zaman sekarang ini makanan sudah bermacam-macam rupanya, dari makanan rumahan sampai makanan cepat saji yang sering berbahaya untuk kesehatan.

Belum lagi kemudahan dalam memesan makanan, dengan hanya bermodalkan Smartphone kita sudah bisa memesan makanan dari rumah, tinggal duduk santai sembari menonton tv kemudian makanan akan datang.

Di zaman sekarang ini, dimana segalanya serba instan, menjaga pola hidup terutama pola makan adalah sebuah hal yang wajib, Allah berfirman:

Makan dan Minumlah, Tetapi Jangan Berlebihan”. (QS. Al-A’raf: 31)

Imam Syafii juga dalam sebuah riwayat mengatakan:

“Kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah dalam beribadah”.

Sungguh tidak ada kebaikan dari kekenyangan, perihal masalah ini Nabi Muhammad mengajarkan kita bagaimana cara makan yang baik dan benar sehingga bernilai postif bagi tubuh manusia.

Nabi bersabda:

Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya diisi untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas”

Hadist di atas sangat jelas mengatur bagaimana seharusnya umat Islam mengatur pola makannya, semoga kita semua dihindarkan dari keburukan kekenyangan. Jika artikel ini bermanfaat jangan segan untuk membagikannya, jika kamu memiliki masukan bisa tulis di komentar, terima kasih.[mrf]

Comments

Popular posts from this blog

Meninggalnya Ashraf Sinclair Memberi Pelajaran untuk Kita

Ashraf Sinclair Bersama Keluarga (dok. via Instagram @ashrafsinclair) Innalillahi Wa Innailaihi Raajiuun, Hari ini pukul 04.00 Wib seorang aktor Indonesia kebangsaan Malaysia Ashraf Sinclair berpulang ke pangkuan Allah SWT karena serangan jantung. Suami dari artis Bunga Citra Lestari ini meninggal pada usia 40 tahun, meninggalkan seorang anak bernama Noah Sinclair hasil pernikahannya dengan BCL pada 8 November 2008. Informasi yang beredar mengatakan bahwa penyebab meninggalnya Ashraf adalah serangan jantung yang mendadak. Tak ayal hal ini mengagetkan banyak orang, baik di Indonesia atau juga di Malaysia. Kematian yang mendadak sering menjadi momok yang menakutkan bagia manusia, seolah ini adalah kejadian yang langka. Kematian yang mendadak biasanya terjadi karena kecelakaan, baik itu kecelakaan karena berkendara, karena kerja atau karena hal sepele (seperti sedang swafoto di ketiggian [menara, gedung, gunung] kemudia terjatuh dan meninggal). Untuk kasus Ashraf

Haji dan Pengorbanan

Ibadah haji adalah sebuah keharusan dalam beragama, sering dipandang sebagai ritual keagamaan yang mahal, sejatinya ibadah haji banyak mengandung makna yang positif baik secara esensi maupun fungsi. Ibadah haji menumbuhkan rasa “kebersamaan” untuk melebur di tengah perbedaan suku bangsa dari berbagai macam belahan dunia, sehingga hilang ke-ego-an pada diri manusia, kita tundukan dan bunuh nafsu dasar pada diri   manusia. Prof. Komarudin Hidayat dalam bukunya Wisdom of Life: Agar Hidup Penuh Makna mengatakan bahwa ibadah haji adalah agar kita menang (menundukan nafsu) dalam pergulatan hidup sehari-hari sehingga meraih makna dan prestasi hidup yang sejati. Ketika manusia telah melebur maka hilang sudah perbedaan, status sosial tidak nampak, yang kaya dan miskin sama saja, yang hitam dan putih tidak berbeda, sebab ibadah haji membawa semangat persamaan dan esensinya adalah perlombaan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Karena sejatinya hanya takwa yang membedakan derajat man

Perubahan Hukum yang Melekat pada Orang yang Murtad

Orang Islam yang murtad tentunya akan mengalami perubahan, terutama perubahan setatus keagamaannya. Perubahan ini berdampak pada hukum keagamaan yang kelak akan melekat pada dirinya.  Ketika dia sudah tidak lagi menjadi seorang muslim, maka kewajiba dan aturan peribadatan dalam agama Islam tidak melekat lagi atas dirinya. Dinukil dari kitab Muhktasar Fiqih Sunnah Jilid 2 karya Sayyid Sabiq di jelaskan bahwa ada tiga hukum yang diberlakukan kepada orang murtad.  1. Hubungan Pernikahan Pada kasus ini, seorang yang murtad akan otomatis bercerai dengan pasangannya, karena murtad merupakan salah satu penyebab perceraian dan masuk dalam kategori faskh . Jika orang murtad berotobat maka dia boleh menikah kembali asalkan dengan akad dan mahar yang baru (menikah dari awal). Baca Juga: Kapan Seorang Muslim Dinyatakan Murtad 2. Hak Waris Orang murtad tidak berhak mewariskan apa pun kepada kerabat atau saudaranya, karena orang yang murtad sudah tidak memiliki kaitan huk